Seiring kemajuan teknologi, aneka
hiburan yang disajikan tampil menghibur dan memanjakan semua orang. Salah satunya
game, baik game online maupun game non-online. Permainan game seperti Point
Blank, Ayodance, RF,
DotA, City Ville, Mavia Wars, Farmville, facebook dan lain-lain adalah
permainan game online yang sudah familiar dikalangan mulai dari anak-anak,
remaja, hingga orang dewasa dan orangtua. Tidak ada yang salah pada permaianan
tersebut. Namun akan sangat merugikan dan berdampak buruk jika waktu, uang dan
fikiran hanya habis tertuju untuk bermain game.
Tidak dipungkiri bahwa semua orang
di dunia ini membutuhkan hiburan untuk merelaksasi fikiran kusut, menenangkan
hati, mengurangi stress, menghibur dari kegundahan serta melupakan sejenak
kesibukan-kesibukan agar fikiran kembali fresh dan bersemangat sehabis bermain
game. Namun ada batas kewajaran untuk bermain game. Bila sudah melewati batas
baik waktu, uang, serta melupakan semua kegiatan dan pekerjaan wajib hanya
tergila-gila untuk bermain game hal ini sudah tidak bisa ditolerir lagi. Namun,
budaya kita, mulai dari anak-anak, remaja, anak muda keranjingan bermain game
terkadang hingga larut malam di warnet-warnet maupun dilaptop dan komputer
pribadi. Hal ini perlu dipertanyakan. Bermain game sekadar menghibur atau sudah
kecanduan untuk bermain game?
Memang bermain game tidak boleh
dilihat dari sudut pandang dampak negatifnya saja, banyak juga dampak positif
yang didapat. Namun, adalah suatu kebijaksanaan bila para orang tua, guru-guru
bahkan pemerintah daerah untuk ikut berpartisipasi memantau kegiatan anak-anak,
remaja, anak muda tidak hanya dihabiskan untuk bermain game, namun diarahkan
untuk kegiatan-kegiatan yang lebih realistis seperti olahraga, seni, budaya
sehingga para remaja bisa mencari alternatif hiburan lain selain game yang
lebih bermanfaat nyata bagi kehidupannya.
Bisnis
game yang menggiurkan
Bisnis game online (Point Blank,
City Ville, Farm Ville dll) maupun non online (penjualan software game) adalah
ladang baru mengeruk untung yang amat menggiurkan. Sudah tabiat manusia untuk
mencari kesenangan dan melupakan semua kepenatan dan kebosanan dalam
beraktifitas sehari. Salah satu yang menjadi hiburan adalah bermain game. Hingga
bisa kita saksikan warnet, playstation, selalu ramai dikunjungi pengunjung yang
rata-rata berusia anak-anak, anak muda hingga dewasa.
Sebagai gambaran, berdasarkan
laporan perusahaan riset game DFC Intelligence bahwa pasar game online dunia
mencapai nilai US$13 milyar. Sebuah angka yang amat fantastis sekaligus
menggiurkan bagi kaum pebisnis game. Menurut laporan tersebut, pencapaian
tersebut didukung dengan makin meluasnya jaringan internet, membludaknya
Komputer Pribadi (PC) dan persebaran voucher fitur game dan video game yang
semakin meluas.
Lalu bagaimana dengan di indonesia?
di Indonesia juga tidak kalah hebat pertumbuhannya. Bisa kita lihat bersama
semakin menjamurnya warnet, playstation yang semakin menjamur di setiap sudut
dan tempat di Kota Medan. Dan hal ini
diikuti dengan trend anggapan bahwa orang yang tahu bermain game adalah modern
dan tidak kampungan. Disaat yang bersamaan pula permainan lokal lenyap perlahan
seiring dengan makin merajalelanya game-game yang berasal dari luar negeri.
Mungkin, lima hingga sepuluh tahun mendatang generasi mendatang sudah tidak
kenal lagi permainan lokal seperti patuk lele, permainan prancis, dan masih
banyak lagi dimana penulis pun sudah lupa apa namanya. Sayang sekali, budaya
sekaligus permainan tradisional kita ikut tergerus lenyap perlahan tanpa ada
yang perduli untuk melestarikannya.
Dampak
Buruk Game
Ada beberapa dampak positif bermain
game. Diantaranya sebagai hiburan merefresh kepenatan dan menghilangkan
kebosanan, sebagai ajang menambah kawan (facebook, city ville, farm ville, dll)
serta sebagai melatih konsentrasi dan fokus (seperti menembak pada game point
blank).
Dibanding dampak positifnya, dampak
negatifnya lebih besar seiring tujuan bermain game bukan lagi sebagai hiburan,
namun sudah kecanduan yang tidak lagi mengenal waktu, uang dan menyebabkan
mengabaikan kegiatan lainnya.
Bagi yang kecanduan bermain game,
kalau sudah bermain tidak lagi ingat waktu dan waktu seharian dihabiskan untuk
bermain game. Hal ini merupakan hal buruk dimana aktifitas keseharian bukanlah
diperuntukkan hanya bermain game. Masih banyak aktifitas lain yang wajib
dikerjakan.
Selain itu, permainan game online
maupun non online juga mengundang pemborosan uang. misalkan, untuk bermain game
perjam bertarif sekitar 3000/jam. Bila sehari bermain selama 4 jam maka 4 x
3000= 12.000. maka hal tersebut merupakan pemborosan dan menyia-nyiakan kerja
keras orang tua yang bekerja mencari uang untuk menyekolahkan, tetapi malah
disalahgunakan untuk bermain game.
Dampak negatif lainnya adalah melalaikan
kewajiban untuk melakukan aktifitas dan kegiatan wajib yang seharusnya
dilakukan. Dengan dihabiskannya waktu untuk bermain game, menyebabkan
kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilaksanakan malah terabaikan. Baik itu
tugas sekolah, tugas di rumah membantu orang tua, maupun menjalankan agama.
Merupakan fakta bahwa banyak sekali anak-anak hingga orang dewasa yang tahan
berjam-jam menghabiskan waktu diwarnet-warnet, di playstation untuk bermain
game hingga larut malam. Lambat laun kecanduan akan permainan game ini bisa
merusak aktifitas damn prestasi anak-anak maupun orang dewasa yang tengah dalam
tahap pendidikan.
Solusi
Penyeimbang
Game online maupun non-online yang sejatinya
adalah hiburan hendaknya dikembalikan ke fitrahnya semula sebagai sarana
hiburan, merefresh fikiran dan mencari
kesenangan. Boleh saja bermain game, namun juga harus ingat tidak kelewatan
baik waktu, uang maupun fikiran yang berujung pada terabaikannya aktifitas
lainnya.
Hendaknya pemilik warnet-warnet,
playstation dan tempat hiburan game lainnya memberikan ambang batas khusus jam
untuk bermain. Misalkan menutup warnet dan playstationnya pada jam 10.00 malam.
Agar anak-anak dan orang dewasa yang masih dalam tahap pendidikan tidak bermain
game terus-menerus hingga larut malam.
Selain itu, peran orang tua di
rumah, para guru di sekolah serta pemerintah hendaknya mengarahkan anak-anak
dan anak muda yang masih dalam tahap pendidikan agar fokus belajar, giat pada
aktifitas kegiatan olahraga, seni maupun kegiatan sekolah maupun kampus yang
bermanfaat lainnya sehingga anak-anak maupun anak muda tidak melampiaskan
hiburannya pada game saja, tetapi juga bisa lewat kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat dan membantu peningkatan kualitas skill maupun akademisnya.
(Oleh: Suadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda adalah vitamin bagi saya